Senin, 24 Oktober 2011

"..., ayah tidak makan manusia"


--malam ini malam minggu. kamu datang lima menit lebih awal dari janjimu, dengan membawa martabak telur spesial kesukaan ayah. polo shirt putih dan jeans biru dongker itu membuatmu semakin tampan saja. ditambah aroma parfum hugo imotion black yang semakin membuat aku jatuh cinta. kalau ini bukan di rumah, aku sudah memelukmu dengan erat saat ini juga, tapi aku hanya tersenyum, lalu mempersilahkanmu masuk.


ayah sedang duduk di ruang tengah. ia menatapmu tajam selama tujuh detik, baru kemudian memintamu duduk di sofa di depannya. aku melihat kegugupanmu, kamu menatapku, aku tersenyum seolah berkata, "sayang, santai saja. ayah tidak makan manusia."


ayah mengambil papan catur di atas rak tv dan mengajakmu bermain dengannya. akupun minta izin ke dapur, mau membuatkan teh untuk kalian berdua. kamu menatapku lagi, takut bila hanya berduaan dengan ayah, aku tersenyum seolah berkata, "sayang, santai saja. ayah tidak makan manusia."


sambil mengaduk teh, diam-diam aku mendengarkan percakapan kalian berdua. kalian membicarakan sepak bola. menertawakan kekalahan telak manchester united di pertandingan semalam. ayah semakin tertawa senang saat tahu kamu juga mengidolakan liverpool seperti dirinya.


aku kembali ke ruang tengah sambil membawa dua cangkir teh hijau yang masih mengepul. kini kalian membicarakan tewasnya marco simoncelli di arena motogp. aku meletakkan teh di sebelah kotak martabak. ayah berkata, "terima kasih putriku yang paling cantik sedunia." aku tertawa kecil. kamu ikut tertawa, kemudian menatapku sambil tersenyum. terlihat jelas kalau kamu sudah tidak gugup lagi. aku ikut tersenyum seolah berkata, "tuh kan, ayah tidak makan manusia."


jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh. kamu pamit pulang. aku dan ayah mengantarkanmu sampai ke pintu depan. sebelum menutup pintu mobil honda crv mu, kamu menatap aku lagi. kamu tersenyum, aku tersenyum, ayah menatap kita berdua. kamu malu, kemudian menutup pintu dan segera menstarter mesin mobilmu dan melaju.


aku dan ayah masuk ke dalam rumah. ayah kembali duduk di sofa ruang tengah. aku membereskan cangkir dan kotak martabak yang ada di meja.
ayah: "laki-laki itu mencintaimu."
aku menatap ayah kaget, lalu menunduk tersipu malu.
aku: "ah, ayah bisa aja. kok ayah bisa yakin gitu?"
ayah: "caranya menatapmu sama seperti caraku menatap ibumu."--






surabaya, 24 oktober, 23:16




amal, yang tidak makan manusia





2 komentar:

  1. Ayahku makan manusia .
    Makanya tidak ada pejantan yang datang kerumah
    (alesan)


    Venny Puspa - Manusia serigala yg sedang belajar Dota

    BalasHapus
  2. buahahahaha sumpah ngakak. andai di blog bisa mention, aku lgsg mention eki saputra :p

    BalasHapus