saya bukanlah tipe orang yg puitis. tidak romantis. hanya terkadang memang autis. jadi harap maklum, apabila setelah membaca puisi saya ini, anda mendadak kebelet pipis ataupun kesurupan iblis.
tak perlu memperpanjang muqoddimah, langsung saja saya persembahkan sebuah MAHA KARYA. selamat menikmati...
٩(˘3˘)۶ PUISI (DANGKAL) pt. 1 ٩(˘3˘)۶
(a little history: puisi ini dibuat secara dadakan di sebuah subuh dlm rangka tugas bahasa sewaktu kelas 1 sma. dan yeah, puisi dangkal ini berhasil membuat saya termehek-mehek ketika membacakannya di depan kelas.)
Menunggu
Butiran air itu terus turun
Dari langit hitam kelam berkelabu
Membasahi semuanya
Membasahi aku
Yang masih disini, menunggu
Tapi dimana dia
Tak kunjung datang
Aku sudah letih
Namun kuingat dia telah berjanji
Baik, aku akan terus disini, menunggu
Terus kupandangi gundukan tanah itu
Tanah merah bernisankan namanya
Dia yang telah pergi
Dan aku sadar takkan mungkin kembali
Betapa bodohnya aku
Ternyata aku harus berhenti menunggu
dangkal bukan? tapi setelah kurenungi kembali, yeah i guess this poem is dedicated for someone really special who left me 11 years ago. i miss you badly, mom :')
٩(˘3˘)۶ PUISI (DANGKAL) pt. 2 ٩(˘3˘)۶
(a little history: puisi ini (lagi lagi) dibuat dalam rangka tugas bahasa indonesia, 2 tahun setelah puisi diatas.)
Saat saat itu
Saat pertama
Bayangmu tertangkap oleh lensa mataku
Jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak
Diperbesar dengan kekuatan maksimum
Dipantulkan kemudian dibiaskan
Ke setiap sel-sel tubuhku
Saat kedua
Kupandangi kamu dari sudut retinaku
Tercipta getaran aneh
Gelombang hatimu berinteferensi dengan hatiku
Membentuk gerak harmonik sempurna
Saat ketiga
Alat inderaku mendeteksi hadirnya dirimu
Barulah kumenyadari sesuatu
Aku menyukaimu
Rasa ini melebihi besarnya bilangan avogadro
dan kasih ini melebihi tingginya frekuensi ultrasonik
sekian dan terimakasih :)
ttd,
amal kembaran titi kamal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar